Saturday, October 2, 2010

Saya Butuh Selembar Hansaplast untuk Menambal Hati

Dear bloggy. Semangka pagi!

Hufh, ntah kapan kali terakhir saya ngegoblogdiblog via telpon genggam. Masih seperti dulu, dengan Nokia 3230 berpunggung orens berpudar putih susu. Yang dihargai 50 ribu saja ketika hendak dijual. Hufh, for God's sake, Ay! Biarkan 3230 ini membuntang mati di tanganmu saja. Terlalu banyak kenangan sudah...

Anyway, saatnya jujur pada diri sendiri tanpa diekori rasa malu. Toh ini tentang diri pribadi, bukan orang lain. Oktober. Ntah mengapa telah 3 kali terasa menyesakkan. Well hell yeah, ternyata 1 tahun cukup lama. Bahkan [jika boleh jujur] telah sangat lama. Bercengkrama dengan kesendiRIAN. Tanpa lelaki, I mean
=)

Seorang yang sempat nyempil beberapa bulan lalu tak nak saya ceritakan. Ini tentang seorang yang membuat saya lemas tangan kaki pagi ini. Satu minggu tragedi kopi jahe. Saat harus jujur pada beberapa orang tentang siapa yang disuka. Sungguh terpaksa, I mean it. Satu bulan saat terakhir menikmati semburat mentari pagi di langit atas laut. Memandangnya dari balik jaring jaring kawat segi 6 sebuah penginapan di Maumere. Menatap kapal kapal nelayan yang cukup bising beradu cepat hilir mudik. Berkata dalam hati,

"Sedihnya pagi ini"

sembari melirik kepada 4 tubuh terlelap di dua kasur. Ini saya punya blog. Tapi alangkah baiknya untuk berijin dahulu. Untuk berucap,

"Suka padanya. Dan ini menyiksa."

P.S : untuk seseorang lain, maaf berbohong. Saya tak sedang menjaga hati. Hanya mengikuti bisikan diri. Yang berkata,
"Bukan dia, tapi dia, si Hansaplast"

No comments:

Post a Comment

Bantai tulisanku...