Sunday, January 30, 2011

Borneo


Dear bloggy,

Ini tentang Jogja, Jakarta, Palembang, dan Borneo...

Sunday, January 9, 2011

I Have a Vision About, Bali

Dear bloggy.

Untung hari ini aku puasa. Semua kujalani dengan ikhlas. Termasuk, salah alamat email. Pantas saja tidak ada jawaban selama 3 hari ini. Begitu menyadai kesalahan tersebut, aku lega. Namun, aku "ditolak" karena sedang tidak ada lowongan di tempat bersangkutan... Aku memutuskan untuk tidak melamar di Jakarta. For me, I just want Bali...

But I told her that am still waiting and really ready to go to Bali, whenever she asks...
=)

Here I am,
by next Wednesday, am officially "sign out" from my college, jobless, but not hopeless. Am waiting... Fuer Bali und meine liebe neu Aya
=)


LOVE LOVE LOVE

Saturday, January 8, 2011

Getting Old(er)

Dear bloggy,

Aku selalu takut mengakui ini. Tapi, khusus malam ini. Umur ga boleh lagi menghantuiku. Because I know what I want, in my life... A freedom, for everyting!

Friday, January 7, 2011

Bali, Bli...

Dear bloggy,

it's an unforgetable day for me. habis ditabrak di kampus. dan aku tau, masih banyak yang mengasihiku. teman teman. people around me.. so, what kind of love that am looking for? ayo! redefinisi apa itu kasih..

dan, harusnya hari ini aku udah ngajuin cuti. namun, belom dapet tanda tangan papi laks, dosen pembimbing akademikku. probably on next monday.. amin!

Tuhan, aku tak banyak berdoa meski banyak mau. namun malam ini aku mau satu. bali..

kakiku.ingin.melangkah.sekali.lagi

Wednesday, January 5, 2011

Keras Kepala

Dear bloggy!

Langkah kecilku,
kembali menapak perlahan.
Tubuh kecilku,
lagi lagi membawa kakiku
ke persimpangan.

Daun jatuh,
udara menguap.
Aku siap!

Tuesday, January 4, 2011

Sedikit Pencerahan Mega Mendung

Dear bloggy,

Hari ini aku ga ada ujian seperti hari kemarin dan besok. Namun, aku datang ke kampus untuk menghadiri "pesta" pendadarannya Bee alias Oja. Setelahnya, aku merasa benar benar ingin cepat lulus [semakin ingin]. Namun, apa hendak dikata. 2012 masih satu tahun lagi.

Setelah selesai ikut pestanya si Bee, aku dan beberapa teman makan dan minum sembari berbincang di kantin Bobin FIB. Bla bla blahhh. Perbincanganku akhirnya mulai serius dengan salah satu dari mereka, yaitu Nunu.

Akhirnya, aku sampai pada suatu keputusan untuk melamar kerja di tempat yang dulu aku "tolak" [baca : pending]. Yap, aku memutuskan untuk benar benar cuti semester depan karena kemungkinan untuk cumlaude udah ga ada karena masa kuliahku udah mencapai 5 tahun, termasuk cuti tahun 2007.

Loh? Apakah aku merubah total cita cita yang aku tulis di postingan sebelum ini? Nop. Nggak. Aku pengen ngelamar ulang [karena memang record ku masih disimpen di perusahaan itu]. Siapa tau diterima lagi. Hehehe.

Selama aku cuti aku pengen kerja di sana. Entahlah, memang dari dulu aku pengen banget masuk di perusahaan itu, tapi yang di Papua. Kali ini, kalo masih ada posisi untukku, aku pilih Bali atau Jakarta aja. Jadi kalo ada kuliah masih bisa diakalin, gimana caranya aku ke Jogja. Bukankah Jakarta-Jogja itu ga jauh, sayang? Bahkan Bali-Jogja...
=)

Rencanaku, kalau keterima, aku bakal kerja beneran dan akan berkata pada perusahaan bahwa sebenarnya aku dalam masa cuti. Namun akan kembali bekerja di sana setelah kelulusan. Aku bener bener ngidam! And, again, if I were in, aku mau nyambi belajar menyelami scrapbook. Kan, Jakarta pusat segalanya hahaha.

Suddenly aku benar benar pengen ke Jakarta padahal dulu paling anti. Hmmm rencana ini belum aku kasih tau ke orang tua. Rencanaku kalo udah ada jawaban dari perusahaan dan aku akan mengkonsultasikannya ke Babeh Lono [dosen paling ku hormati se-jagat Antro]. Barulah ke orang tua...

Tuhan, aku tau aku banyak dosa. Melakukan pengakuan dosa pun akan memakan waktu lama. Tapi, aku yang memilih jalan, dan biarkan aku menapakinya meski tertatih. Namun, besarkanlah hatiku...

Amin

Love,

Sunday, January 2, 2011

If Tomorrow Never Comes

Dear bloggy.

Aku habis baca blognya si Twin. Well I just finished my anthropology of law, actually. Felt little bit desperado dan akhirnya aku mendamparkan diri di UPT. Mengembalikan buku buku berbau hukum ke kandangnya.

Hiks.

Kenapa aku selalu begini? Ga pernah mau menghapal barang sedikit jika ada ujian yang sifatnya close book dan sekaligus text book. Bukan ga punya waktu, tapi aku memang malas! Menyesal ga bisa mengerjakan soal ujian sebentar kemudian lupa dan ga pernah berusaha untuk menghapal untuk "kejadian kejadian" selanjutnya.

Jika aku berkata, "Ya, someday I'll do it", maka itu sama aja dengan "sampe kucing ngesot" pun ga bakal terjadi. Yap, sama kek judul postingan di blognya si Twin itu.

Someday means never. Ever!

Ya ya ya. Pengakuan dosa! Tepat pada tanggal 1 menjelang 2, aku dan beberapa teman dekat menghabiskan malam hingga tersangkut di pagi hari. Maklum, tahun baru aku memutuskan untuk "ngeden" di kamar, berkutat dengan tugas. Yesss, I did! Tawaran ke pantai, Malioboro, joget Ja'i ala Manggaraian-people di Sagan, hingga kumpul kebo [eh ga ding canda] semuanya aku tolak.

Celakanya, aku malah merayakan tahun baru ya, pada saat di atas itu. Tanggal 1 menjelang 2 Januari 2011. Pulang pukul 3 pagi dan tidur ga bangun bangun sampe menjelang magrib. Well, aku lagi dapet dan hampir selesai makanya berani begitu. Tapi sumpah, it's out of my control! Bangun bangun aku masak mi trus tidur lagi. Menjelang jam 9 malam aku bangun lagi dan meluncur ke jalanan nyari makan. Ndilalahi malah sekalian nonton Chelsea VS Aston Villa. Yeah tapi cuma sampe babak pertama doang [pesta kartu kuning dan"adu penalti"].

Habis itu aku nyanyi nyanyi dan tiba tiba dapet SMS dari Om Ganteng, ngajak karokean tapi jam 12 malem. Holy shi*! Ya langsung aku tolak. Tapiii lama lama aku tergoda juga dan akhirnya aku mandi lantas cabut ke Inul Vist*a. Begini ini kalo keeratan tim KKN yang udah jaman kapan selesainya tapi masih aja lengket sampe sekarang... Padahal si om udah ngingetin mending ga usah ikut.

Nah, that's the main problem. Kembali ke asal cerita. Aku ga suka menghapal. Makanya ini suatu bentuk pelampiasanku. Mending karokean daripada [pura pura] menghapal lantas ketiduran! Setelah karokean dua jam, kami ke burjo Pogung. Berbincang bincang. Jam 4 baru selesai. Setelahnya aku ke warnet nyari bahan tentang perceraian pasutri.

Fyuh, pokoknya aku ngantuk sangat. Paper kukerjakan dalam waktu 1 jam lebih dan aku memutuskan untuk tidur. Ga nyenyak. Aku gelisah. Akhirnya bangun, mandi dan sedikit membaca baca catatan. Ga kerasa 30 menit lagi masuk ke ruang ujian. Langsung saja aku berangkat, ngesot ke kampus dengan mata 5 watt.

Ternyata benar, aku ga bisa ngerjain jawabannya. Dari lima soal, aku cuma menjawab nomor 1, 2 dan 3. Itupun bisa dijawab karena yang satu tentang awig awig Bali, sengketa tanah dan hukum adat. Semuanya bisa dinalar. Nomor empat dan lima aku kosongin. Ga napsu. Ga tau. Alias lupa. Padahal aku harusnya bisa jawab jika saja aku ga tidur melulu di kelas selama masa perkuliahan. Ya, aku selalu mengantuk di kelas itu. Pernah saja, suatu ketika, tiba tiba kursi ku nungging ke depan sendirinya. Aku terbangun dan menuduh teman yang dibelakang "ngejorokin" kursiku. Dia bersikeras tidak melakukannya dan menuduh balik bahwa aku yang tertidur. Padahal saat itu aku berada di barisan paling depan!

MALUNYAAAAAAAAA GA KETULUNGAAAAAAAAAAN AAAAAAAAAAAAAAAAAARGH
;-_-;
[bloody.cry]

Yah, intinya itu. Kelas sedikit membosankan dan aku ga suka hapalan. Kapan bisa berubah? Ya, someday [= never]

P.S :
bener bener alamat dapet C/D/E neh. padahal kelas pertama dan semoga terakhir dengan beliau. ngapunten...

Saturday, January 1, 2011

Dear 2011, Welcome! And Big Girl Doesn’t Cry


Resolusi? Hmmm, aku sebenernya suka yang satu ini. Apalagi kalo pas tahun baru begini. Tapi, setelahnya pasti aku lupa. Hari hari berlalu begitu saja. Kejadian kejadian terjadi tanpa rencana. Intinya, mengalir.

Well, bukan berarti aku ga punya resolusi. Namun, entah kenapa aku selalu punya firasat kalau apa yang aku gembar gemborin biasanya ga akan terwujud. Hell yeah but that’s what happened in common.

Beda kali ini, untuk kedua kalinya aku akan membeberkan keinginanku untuk tahun ini. Pertama, tentu saja keinginanku untuk mewujudkan kantongkata. Aku beberkan di postingan tahun lalu. Ntah ada yang baca atau nggak, yang jelas aku takut keinginan itu ga terwujud. Nyatanya? Modal nekad ku bisa membawa aku dan kantongkata melaju perlahan, namun pasti. Meski sekarang kami sedang cuti, masih ada saja teman yang memesan. Tunggu Februari ya!

:-*

Melalui ini, aku hendak berterima kasih kepada kedua orang tua yang telah mewarisi sifat nekad dalam diriku. Tepat sehari sebelum tahun baru, aku membenahi rak buku yang udah acak adul. As I said, aku tuh “penampung barang bekas”. Makanya cocok kerja di kantongkata

=D

Tipe perempuan yang mudah ngambek, tapi cepet sembuhnya. Males, tapi kalo udah rajin jadi kek kesurupan. Suka hal hal baru... Ah entahlah, bahkan untuk mendefinisikan diri sendiri saja aku sulit. Pokoknya, aku tipe yang ga bisa dilarang kalo udah maunya begitu. So don’t even try to stop me.

=)

Aku punya mimpi. Ntah ini mimpi lama yang berulang kembali, atau mimpi yang dibangun atas kepingan kepingan keinginan yang belum tercapai. Kubungkus jadi satu, dan akan kutuliskan di sini apa isinya. Dulu, pas SMP, aku punya keinginan untuk punya toko kecil yang menjual pernak pernik Jepang, tapi dengan harga murah. As you know, ga ada pernak pernik Jepang yang murah. Well, ga tau juga ding kamu tau atau ga

=p

Sekarang, aku udah ga addicted lagi sama Nihon. Berasa udah jauh banget. Yang tersisa darinya dan melekat erat padaku adalah nama Aya. Diambil dari Ayame Kinomoto, perempuan half blood. Ayame nya dari tokoh ninja perempuan dalam komik, Kinomoto nya dari nama keluarga tokoh kartun Card Captor Sakura.

Eh bentar, tulisan ini agak panjang. Jadi, semoga ga bosan ya!

. Ninja, ya, aku seperti ninja. Maksa ga sih? Aku lincah irit gesit [eh]. Nah, kalo yang Kinomoto nya, itu kan dia punya ilmu sihir. Nah, aku tuh kadang merasa pengen menyihir keinginan biar terwujud. Soalnya aku adalah perempuan yang banyak maunya tapi usahanya : NULL.

Sampai sampai, lelaki yang pernah kucinta berkata, “Yame tuh dak pernah bener bener berusaha untuk dapetin apo yang kau galak”. Yah, itu aku anggap sebagai kebenaran, until now. Masuk UGM? Cih! Itu tanpa usaha berarti, selain dengan mengikuti bimbingan pra-SPMB. Ah entahlah, yang jelas belakangan aku benar benar konsen ke kantongkata.

Untuk ini, aku telah menggabungkan banyak keinginanku menjadi satu dalam tubuh KantongKata. Semoga. Pertama, aku benar benar pengen punya tempat usaha. Kecil aja, tapi bersebelahan dengan tempat tinggalku. Isinya? Pernak pernik, yah serupa dengan yang ada di Kado Kita, Yogya. Tapi, lagi lagi aku benar benar ga pengen ada samanya. Ya, aku tipe yang ga suka disama samain.

Selain melayani orderan scrapbook dan kartu ucapan, aku juga menjual bahan mentahnya. Pita, stiker, kertas kado, kertas, apapun. Tapi, buatan sendiri, bukan kulakan. Tempat produksinya ada di percetakan belakang toko. Jiwa antro membawaku terhanyut pada industri rumah tangga, mengagumi hand made products. Makanya nantinya, kantongkata akan kusebut sebagai home industry.

;)

Not finish yet. Aku juga hendak menyalurkan keinginan adek perempuanku yang sepertinya akan punya hobi memotret. Hehehe, dulu bapak juga suka motret, aku juga. Pake kamera hp dan aku menyukai foto. Namun, karena sekarang udah bertaburan di banyak tempat, aku ga suka lagi jadi “fotografer”. Aku ga suka yang disukai banyak orang... That’s the other me, again.

=)

Aku juga rela meninggalkan stroberi dan banyak lagi, ketika yang kusuka tiba tiba jadi santapan khalayak ramai. Nah, lanjut. Aku mau mengabadikan karya adekku ke dalam postcard. Hell yeah baby! Aku pernah menjadi filateli, ngumpulin perangko dan kartu pos. Tapi, lagi lagi seperti yang dibilang mantan lelakiku, kini yang tersisa hanya kesukaan mengumpulkan kartu pos. Dalam dan luar negri. Aku juga suka berkirim surat via pos, waktu aku kecil. Aku punya beberapa sahabat pena [thanks to Bobo].

Melalui kantongkata, aku hendak menghidupkan kembali masa masa kecilku. Kepingan kepingan kecil yang bisa membuat aku tersenyum senang.

Nah, pada awalnya aku memang hanya akan mencetak hasil jepretan adekku. Namun, aku akan membuka kesempatan bagi yang lain juga, hanya bukan untuk dijual kepada orang lain. Melainkan untuk digunakan oleh dirinya sendiri, dan berkirim surat lah! Hidupkan kembali komunikasi via pos karena akan lebih berkesan.

Ucapkan melalui surat dan kartu pos! Maka, sesuatu itu akan lebih bermakna ketimbang SMS dan email...

Kartu pos itu juga akan kubuat sedemikian rupa [ntah belum terpikir], agar bisa dipajang oleh si penerima. Karena, percaya padaku! Mendapati lagi memori masa lalu akan membuat kau merasa bahagia.

Nah, how about the first concept of kantongkata? Awalnya, kantongkata adalah tempat untuk mencurahkan seluruh isi hati dan berkonsultasi berbagai masalah. Well, easy. Itulah mengapa aku ingin toko ini berada di dekat rumah, bersebelahan. Aku pengen punya sepetak “happy place” walau ga besar.

First concept akan bertempat di rumahku. Kenapa? Karena aku ingin memunculkan konsep feels like home... Pengata datang, seolah berkunjung ke rumah kerabat. Diajak minum teh atau kopi. Memilih tempat di mana ia hendak bercerita. Asal ga di kamar mandi dan kamar tidur.

=D

Bisa juga sekalian ke dapur, sambil masak spagetti atau apapun. Trus makan di belakang rumah, tengok sawah atau kolam. Trus lanjut ngobrol sambil maen basket. Apapun lah! Kenapa? Karena, itu rumah impianku. Rumah seperti rumahku yang sekarang [ga ada sawah sih cuma ada kebun dan kolam].

Paket ga sampai di situ. Setelah bercerita, Pengata boleh shalat di mushola kecil di atas kolam. Mengadu pada Tuhan, atau masuk ke ruang kecil, 3x3 meter dengan kaca pantul di empat sisi. Berteriak sekeras mungkin, mencaci, memaki, menangis, apapun! Yang di luar ga bakal denger karena ruang kecil itu kedap suara.

=)

Bagian atapnya dilukis sepekat malam penuh bintang. Catch a falling star and put it in your pocket, save it for a rainy day...

Atau, ga mau yang begituan? Masih banyak paket lain, menuliskan uneg uneg atau apologize di selembar kartu dan menyimpannya sendiri. Atau mau di selembar kartu pos? Just keep the dirty liite secret, for you or? It’s up to you, because life is a freedom! Kantongkata divisi curhat udah aku desain sedemikian rupa, ketika sedang diampu kuliah Antropologi Kesenian oleh mas Lono, ayah ketiga ku. Tak kan hilang dari ingatan karena denah rumah dan macam macam layanannya sudah aku catat di buku.

Trus, gimana ilmu Rekam Medis dan Antropologi mu, Yan? Hehehe tenang, beberapa aspek keilmuan Rekam Medis akan kuaplikasikan kepada kantongkata divisi curhat. Pemberkasan data Pengata. Pemberkasannya akan kubuat terkomputerisasi, seperti Tugas Akhir kelulusanku, Eelectronical Medical Record. Dengan begitu, aku melakukan tebusan dosa karena tidak bekerja di bidang rekam medis. Antropologinya? Wah, kurang apa lagi? Aku berkutat dengan manusia, maka aku dekat dengan Antro. Dan, hehehe dalam waktu dekat, setelah aku menyelesaikan skripsi, aku akan menulis buku. Mungkin butuh setahun dan rencananya akan kuterbitkan sebelum kelulusanku di 2012, kado untuk orang tuaku. Terima kasih karena menghadirkan aku di sini... Di duniaku.

Jalanku bukan jalanmu dan ku tlah memilih

[hayah]

Perjuangan hidup paling berat dimulai setelah aku masuk Antropologi. Kusangka aku bisa lulus 2011 tetapi nasib kerkata tidak. Aku juga ga mau menganggap ini sebagai tindak kekerasan dari Tuhan. Aku harus ikhlas dan memikirkan, aku mau apa?

Aku mau berprofesi menyenangkan hati orang lain. Membuat orang lega setelah bercerita atau tersenyum kecil melihat hasil karya tanganku. Yah, kata ibu sifat sosialku tinggi. Makanya aku pengen jadi orang kaya! Hahaha... Apa sih? Don’t take it to your heart. Aku pengen dari hasil kantongkata, bisa buat perpustakaan untuk adek adek ku di Flores dan pedalaman Palembang... Aku pengen menggandeng mitra. Namun, jelas setelah kelulusan 2012, aku kerja dulu satu atau dua tahun, ngumpulin modal. Setelahnya, jika ada yang hendak meminangku, I would say “Yes I do”.

Tuhan, beri aku lelaki baru ya... Aku malu! Aku malu berkata seperti ini. Membeberkan mimpi mimpi. Jauh, jauh...


P.S : jika saja ibu membaca ini, beliau pasti akan berkata sambil bergaya kepalan tangan diajukan ke depan, “Semangat semangat, dak boleh cengeng!”. Jika saja bapak membaca ini, maka beliau akan bersikap cuek tetapi cuek dengan caranya. Diam dan berpikir, “Apa yang biso kubuat untuk anak cewekku ini?”