Wednesday, October 20, 2010

Kutitipkan Sepucuk Surat Cinta Teruntuk Bunda

Dear bloggy!

Malam ini aku benar benar marah kepada seorang tukang parkir. Temanku sampai kaget, tak pernah melihat aku semarah itu. Sampai sampai kugigit lengan kanannya. Sebenarnya sekarang aku ingin menulis tentang parkir dan antek anteknya. Namun, ketika melihat senyumku.


Oh, betapa aku terenyuh. Mirip sekali aku dengan ibuku. Biasa aku memanggilnya Nda, entah sejak kapan... Ndaaa ayuk Iyan kangen! Banyak cerita yang tak bisa aku ceritakan padamu. Dada ini penuh sesak. Dan benar saja, temanku bilang bahwa aku tak pandai berbagi rasa. Namun, aku selalu suka menerima rasa rasa orang sekelilingku. Siapapun itu. Aku jadi tempat sampah, secara sukarela...

Inginku berkeluh kesah padamu. Namun, seolah aku tahu bahwa kau terkadang juga merasakan apa yang sedang kurasa meski kita jauh. Kau acap kali bertanya, "Ada apa?". Sekelebat kilat aku ingin mencurahkan perasaanku. Sekelebat kilat itu juga bibirku berkata lain, "Ga pa pa". Pertanda apa? Pertanda bahwa aku begiiiiiiiiiiiiiitu damai hanya mendengar suaramu. Dan begitu tenang dengan kepedulianmu. Sayang, kita tak begitu sering bercerita. Bukan karena kecuekan masing masing, namun memang begitu saja adanya.

Nda... Ayuk sedang bersedih. Tak kudapati diri yang biasanya tersenyum, cerewet dan menggila kapanpun di manapun. Air mata ini kuteteskan untuk kemudian diresap tanah. Menguap ke udara dengan cepat sehingga kau tak sempat melihat jeleknya rupaku saat ini. Oh, hidungku tenggelam. Aku sulit bernapas, Nda............

AYUK KANGEN, SANGAT!!!!!!!!!!!

No comments:

Post a Comment

Bantai tulisanku...