Saturday, January 1, 2011

Dear 2011, Welcome! And Big Girl Doesn’t Cry


Resolusi? Hmmm, aku sebenernya suka yang satu ini. Apalagi kalo pas tahun baru begini. Tapi, setelahnya pasti aku lupa. Hari hari berlalu begitu saja. Kejadian kejadian terjadi tanpa rencana. Intinya, mengalir.

Well, bukan berarti aku ga punya resolusi. Namun, entah kenapa aku selalu punya firasat kalau apa yang aku gembar gemborin biasanya ga akan terwujud. Hell yeah but that’s what happened in common.

Beda kali ini, untuk kedua kalinya aku akan membeberkan keinginanku untuk tahun ini. Pertama, tentu saja keinginanku untuk mewujudkan kantongkata. Aku beberkan di postingan tahun lalu. Ntah ada yang baca atau nggak, yang jelas aku takut keinginan itu ga terwujud. Nyatanya? Modal nekad ku bisa membawa aku dan kantongkata melaju perlahan, namun pasti. Meski sekarang kami sedang cuti, masih ada saja teman yang memesan. Tunggu Februari ya!

:-*

Melalui ini, aku hendak berterima kasih kepada kedua orang tua yang telah mewarisi sifat nekad dalam diriku. Tepat sehari sebelum tahun baru, aku membenahi rak buku yang udah acak adul. As I said, aku tuh “penampung barang bekas”. Makanya cocok kerja di kantongkata

=D

Tipe perempuan yang mudah ngambek, tapi cepet sembuhnya. Males, tapi kalo udah rajin jadi kek kesurupan. Suka hal hal baru... Ah entahlah, bahkan untuk mendefinisikan diri sendiri saja aku sulit. Pokoknya, aku tipe yang ga bisa dilarang kalo udah maunya begitu. So don’t even try to stop me.

=)

Aku punya mimpi. Ntah ini mimpi lama yang berulang kembali, atau mimpi yang dibangun atas kepingan kepingan keinginan yang belum tercapai. Kubungkus jadi satu, dan akan kutuliskan di sini apa isinya. Dulu, pas SMP, aku punya keinginan untuk punya toko kecil yang menjual pernak pernik Jepang, tapi dengan harga murah. As you know, ga ada pernak pernik Jepang yang murah. Well, ga tau juga ding kamu tau atau ga

=p

Sekarang, aku udah ga addicted lagi sama Nihon. Berasa udah jauh banget. Yang tersisa darinya dan melekat erat padaku adalah nama Aya. Diambil dari Ayame Kinomoto, perempuan half blood. Ayame nya dari tokoh ninja perempuan dalam komik, Kinomoto nya dari nama keluarga tokoh kartun Card Captor Sakura.

Eh bentar, tulisan ini agak panjang. Jadi, semoga ga bosan ya!

. Ninja, ya, aku seperti ninja. Maksa ga sih? Aku lincah irit gesit [eh]. Nah, kalo yang Kinomoto nya, itu kan dia punya ilmu sihir. Nah, aku tuh kadang merasa pengen menyihir keinginan biar terwujud. Soalnya aku adalah perempuan yang banyak maunya tapi usahanya : NULL.

Sampai sampai, lelaki yang pernah kucinta berkata, “Yame tuh dak pernah bener bener berusaha untuk dapetin apo yang kau galak”. Yah, itu aku anggap sebagai kebenaran, until now. Masuk UGM? Cih! Itu tanpa usaha berarti, selain dengan mengikuti bimbingan pra-SPMB. Ah entahlah, yang jelas belakangan aku benar benar konsen ke kantongkata.

Untuk ini, aku telah menggabungkan banyak keinginanku menjadi satu dalam tubuh KantongKata. Semoga. Pertama, aku benar benar pengen punya tempat usaha. Kecil aja, tapi bersebelahan dengan tempat tinggalku. Isinya? Pernak pernik, yah serupa dengan yang ada di Kado Kita, Yogya. Tapi, lagi lagi aku benar benar ga pengen ada samanya. Ya, aku tipe yang ga suka disama samain.

Selain melayani orderan scrapbook dan kartu ucapan, aku juga menjual bahan mentahnya. Pita, stiker, kertas kado, kertas, apapun. Tapi, buatan sendiri, bukan kulakan. Tempat produksinya ada di percetakan belakang toko. Jiwa antro membawaku terhanyut pada industri rumah tangga, mengagumi hand made products. Makanya nantinya, kantongkata akan kusebut sebagai home industry.

;)

Not finish yet. Aku juga hendak menyalurkan keinginan adek perempuanku yang sepertinya akan punya hobi memotret. Hehehe, dulu bapak juga suka motret, aku juga. Pake kamera hp dan aku menyukai foto. Namun, karena sekarang udah bertaburan di banyak tempat, aku ga suka lagi jadi “fotografer”. Aku ga suka yang disukai banyak orang... That’s the other me, again.

=)

Aku juga rela meninggalkan stroberi dan banyak lagi, ketika yang kusuka tiba tiba jadi santapan khalayak ramai. Nah, lanjut. Aku mau mengabadikan karya adekku ke dalam postcard. Hell yeah baby! Aku pernah menjadi filateli, ngumpulin perangko dan kartu pos. Tapi, lagi lagi seperti yang dibilang mantan lelakiku, kini yang tersisa hanya kesukaan mengumpulkan kartu pos. Dalam dan luar negri. Aku juga suka berkirim surat via pos, waktu aku kecil. Aku punya beberapa sahabat pena [thanks to Bobo].

Melalui kantongkata, aku hendak menghidupkan kembali masa masa kecilku. Kepingan kepingan kecil yang bisa membuat aku tersenyum senang.

Nah, pada awalnya aku memang hanya akan mencetak hasil jepretan adekku. Namun, aku akan membuka kesempatan bagi yang lain juga, hanya bukan untuk dijual kepada orang lain. Melainkan untuk digunakan oleh dirinya sendiri, dan berkirim surat lah! Hidupkan kembali komunikasi via pos karena akan lebih berkesan.

Ucapkan melalui surat dan kartu pos! Maka, sesuatu itu akan lebih bermakna ketimbang SMS dan email...

Kartu pos itu juga akan kubuat sedemikian rupa [ntah belum terpikir], agar bisa dipajang oleh si penerima. Karena, percaya padaku! Mendapati lagi memori masa lalu akan membuat kau merasa bahagia.

Nah, how about the first concept of kantongkata? Awalnya, kantongkata adalah tempat untuk mencurahkan seluruh isi hati dan berkonsultasi berbagai masalah. Well, easy. Itulah mengapa aku ingin toko ini berada di dekat rumah, bersebelahan. Aku pengen punya sepetak “happy place” walau ga besar.

First concept akan bertempat di rumahku. Kenapa? Karena aku ingin memunculkan konsep feels like home... Pengata datang, seolah berkunjung ke rumah kerabat. Diajak minum teh atau kopi. Memilih tempat di mana ia hendak bercerita. Asal ga di kamar mandi dan kamar tidur.

=D

Bisa juga sekalian ke dapur, sambil masak spagetti atau apapun. Trus makan di belakang rumah, tengok sawah atau kolam. Trus lanjut ngobrol sambil maen basket. Apapun lah! Kenapa? Karena, itu rumah impianku. Rumah seperti rumahku yang sekarang [ga ada sawah sih cuma ada kebun dan kolam].

Paket ga sampai di situ. Setelah bercerita, Pengata boleh shalat di mushola kecil di atas kolam. Mengadu pada Tuhan, atau masuk ke ruang kecil, 3x3 meter dengan kaca pantul di empat sisi. Berteriak sekeras mungkin, mencaci, memaki, menangis, apapun! Yang di luar ga bakal denger karena ruang kecil itu kedap suara.

=)

Bagian atapnya dilukis sepekat malam penuh bintang. Catch a falling star and put it in your pocket, save it for a rainy day...

Atau, ga mau yang begituan? Masih banyak paket lain, menuliskan uneg uneg atau apologize di selembar kartu dan menyimpannya sendiri. Atau mau di selembar kartu pos? Just keep the dirty liite secret, for you or? It’s up to you, because life is a freedom! Kantongkata divisi curhat udah aku desain sedemikian rupa, ketika sedang diampu kuliah Antropologi Kesenian oleh mas Lono, ayah ketiga ku. Tak kan hilang dari ingatan karena denah rumah dan macam macam layanannya sudah aku catat di buku.

Trus, gimana ilmu Rekam Medis dan Antropologi mu, Yan? Hehehe tenang, beberapa aspek keilmuan Rekam Medis akan kuaplikasikan kepada kantongkata divisi curhat. Pemberkasan data Pengata. Pemberkasannya akan kubuat terkomputerisasi, seperti Tugas Akhir kelulusanku, Eelectronical Medical Record. Dengan begitu, aku melakukan tebusan dosa karena tidak bekerja di bidang rekam medis. Antropologinya? Wah, kurang apa lagi? Aku berkutat dengan manusia, maka aku dekat dengan Antro. Dan, hehehe dalam waktu dekat, setelah aku menyelesaikan skripsi, aku akan menulis buku. Mungkin butuh setahun dan rencananya akan kuterbitkan sebelum kelulusanku di 2012, kado untuk orang tuaku. Terima kasih karena menghadirkan aku di sini... Di duniaku.

Jalanku bukan jalanmu dan ku tlah memilih

[hayah]

Perjuangan hidup paling berat dimulai setelah aku masuk Antropologi. Kusangka aku bisa lulus 2011 tetapi nasib kerkata tidak. Aku juga ga mau menganggap ini sebagai tindak kekerasan dari Tuhan. Aku harus ikhlas dan memikirkan, aku mau apa?

Aku mau berprofesi menyenangkan hati orang lain. Membuat orang lega setelah bercerita atau tersenyum kecil melihat hasil karya tanganku. Yah, kata ibu sifat sosialku tinggi. Makanya aku pengen jadi orang kaya! Hahaha... Apa sih? Don’t take it to your heart. Aku pengen dari hasil kantongkata, bisa buat perpustakaan untuk adek adek ku di Flores dan pedalaman Palembang... Aku pengen menggandeng mitra. Namun, jelas setelah kelulusan 2012, aku kerja dulu satu atau dua tahun, ngumpulin modal. Setelahnya, jika ada yang hendak meminangku, I would say “Yes I do”.

Tuhan, beri aku lelaki baru ya... Aku malu! Aku malu berkata seperti ini. Membeberkan mimpi mimpi. Jauh, jauh...


P.S : jika saja ibu membaca ini, beliau pasti akan berkata sambil bergaya kepalan tangan diajukan ke depan, “Semangat semangat, dak boleh cengeng!”. Jika saja bapak membaca ini, maka beliau akan bersikap cuek tetapi cuek dengan caranya. Diam dan berpikir, “Apa yang biso kubuat untuk anak cewekku ini?”

No comments:

Post a Comment

Bantai tulisanku...